Senin, 16 Januari 2017

EFEK KOMUNIKASI MASSA

Efek Komunikasi Massa
Teknik Komunikasi  
Disusun oleh :

Novarina Rizka Rahmawati        F100 150 116
Selvana Juniarsih S                       F100 150 155
Gita Aprilia                                     F100 150 156

Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
SURAKARTA
2016

KATA PENGANTAR


Assalamualaikum warahmataullahiwabarokatuh
 Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kekuatan dan kemampuan  sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai Efek Komunikasi Massa ini dengan tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolonganNya, mungkin penulis tidak sanggup menyelesaikan makalah ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Teknik Komunikasi bapak Soleh Amini Yahman M,Si yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Serta semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Efek Komunikasi Massa. Penulis sadar makalah ini jauh dari kata sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis butuhkan dalam memperbaiki pembuatan makalah yang akan datang.
Akhir kata, semoga makalah yang sederhana ini dapat di mengerti bagi siapa saja yang membaca



Surakarta, 27 Desember 2016

Penulis,


DAFTAR ISI











BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    LATAR BELAKANG

Efek ekonomis tidaklah  menarik perhatian para psikolog, kehadiran surat kabar berarti menghidupkan pabrik yang mensuplai kertas Koran, menyuburkan pengusaha percetakan dan grafika, memberi pekerjaan pada wartawan, ahli rancang grafis, pengedar, pengecer, pencari iklan, dan sebagainya, Kehadiran televisi di samping menyedot energi listrik dapat memberi nafkah para penjuru kamera, juru rias, pengarah acara, dan belasan profesi lainnya, efek sosial berkenaan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial akibat kehadiran media massa.
Efek alihan tentu bukan hanya terjadi pada televisi saja. Kehadiran surat kabar, radio transistor, video recorder, CB, radio paging device, terminal komputer yang dihubungan dengan pusat informasi dan media komunikasi massa kontemporer lainnya dapat mereorganisasikan kegiatan khalayak.
Steven H. Chafee menyebutkan dua efek lagi akibat kehadiran media massa sebagai obyek fisik: hilangnya perasaan tidak enak dan tumbuhnya perasaan tertentu terhadap media massa. Waktu membicarakan Uses and Gratification, kita telah melihat bagaimana orang menggunakan media untuk memuaskan kebutuhan psikologis. Sering terjadi orang juga menggunakan media untuk menghilangkan perasaan yang tidak enak misalnya keepian, marah, sedih, kecewa dan sebagainya. Media di pergunakan tanpa mempersoalkan isi pesan yang disampaikannya. Kehadiran media massa bukan aja menghilangkan perasaan, ia pun menumbuhkan perasaan tertentu, kita memiliki perasaan positif atau negatif pada media tertentu. Tumbuhnya perasaan senang atau percaya pada media massa tertentu mungkin erat kaitannya dengan pengalamana individu bersama media massa tersebut.
Bila televisi, radio, dan surat kabar menyampaikan informasi atau nilai-nilai berguna. Media massa akan memberikan manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat, ini lah yang disebut efek proposial bila televisi menyebabkan anda lebih mengerti tentang bahasa Indonesia yang baik dan benar. Televisi telah menimbulkan efek proposial kognitif bila majalah menyajikan penderitaan rakyat miskin di pedesaan dan hati anda tergerak untuk menolong mereka, media massa telah menghasilkan efek proposial afektif. Salah satu contohnya adalah film “Sesame street” dirancang oleh pendidik, psikolog, dan ahli-ahli media massa. Setelah diteliti secara mendalam baik melalui penelitian lapangan maupun penelitian eksperimental terbukti “Sesame Street” berhail mempermudah prose belajar.


.

B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Bagaimana Effek Komunikasi masa Terhadap Kognitif individu, masyarakat dan budaya
2.      Bagaimana Perubahan dan Pembentukan Citra Effek Komunikasi Kognisi
3.      Bagaimana Effek Afektif Komunikasi Massa

 

C.    TUJUAN

1.      Untuk mengetahui effek komunikasi massa terhadap individu, masyarakat dan budaya
2.      Untuk mengetahui pembentukan perubahan citra effek komunikasi massa



BAB II

ISI

 

A.    Efek Komunikasi Massa

Menurut McLuhan, bentuk media saja sudah mempengaruhi kita “The medium is the message” ujar McLuhan. Medium saja sudah menjadi pesan yang mempengaruhi kita bukan apa yang disampaikan media, tetapi jeni media komunikasi yang kita pergunakan-interpersonal, media cetak, atau televisi. Teori McLuhan, disebut teori perpanjangan alat indra (sense extension theory) menyatakan bahwa media adalah perluasan dari alat indra manusia, telepon adalah perpanjangan telinga dan televisi adalah perpanjangan mata dari kehadirannya sebagai benda fisik. Steven H. Chaffee menyebut lima hal: (1) efek ekonomis, (2) efek social, (3) efek pada penjadwalan kegiatan, (4) efek pada penyaluran/penghilangan perasaan tertentu dan (5) efek pada perasaan orang terhadap media.
Efek ekonomis tidaklah  menarik perhatian para psikolog, kehadiran surat kabar berarti menghidupkan pabrik yang mensuplai kertas Koran, menyuburkan pengusaha percetakan dan grafika, memberi pekerjaan pada wartawan, ahli rancang grafis, pengedar, pengecer, pencari iklan, dan sebagainya, Kehadiran televisi di samping menyedot energi listrik dapat memberi nafkah para penjuru kamera, juru rias, pengarah acara, dan belasan profesi lainnya, efek sosial berkenaan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial akibat kehadiran media massa. Penjadwalan kembali kegiatan sehari-hari dalam penelitian tentang efek televisi pada masyarakat desa di Sulawesi Utara, Rusdi Muchtar (1979) melaporkan:”Sebelum ada televisi orang biasanya pergi tidur malam sekitar pukul 8 dan bangun pagi sekali karna harus berangkat kerja ditempat yang jauh. Sesudah ada televisi banyak diantara mereka, terutama muda-mudi yang sering menonton televisi sampai malam telah mengubah kebiasaan rutin mereka. Efek alihan tentu bukan hanya terjadi pada televisi saja. Kehadiran surat kabar, radio transistor, video recorder, CB, radio paging device, terminal komputer yang dihubungan dengan pusat informasi dan media komunikasi massa kontemporer lainnya dapat mereorganisasikan kegiatan khalayak.
Steven H. Chafee menyebutkan dua efek lagi akibat kehadiran media massa sebagai obyek fisik: hilangnya perasaan tidak enak dan tumbuhnya perasaan tertentu terhadap media massa. Waktu membicarakan Uses and Gratification, kita telah melihat bagaimana orang menggunakan media untuk memuaskan kebutuhan psikologis. Sering terjadi orang juga menggunakan media untuk menghilangkan perasaan yang tidak enak misalnya keepian, marah, sedih, kecewa dan sebagainya. Media di pergunakan tanpa mempersoalkan isi pesan yang disampaikannya. Kehadiran media massa bukan aja menghilangkan perasaan, ia pun menumbuhkan perasaan tertentu, kita memiliki perasaan positif atau negatif pada media tertentu. Tumbuhnya perasaan senang atau percaya pada media massa tertentu mungkin erat kaitannya dengan pengalamana individu bersama media massa tersebut.

B.     Pembentukan dan Perubahan Citra

Menurut McLuhan, Media massa adalah perpanjangan alat indra kita dengan media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang, atau tempat yang tidak kita alami secara langsung. Media massa melaporkan dunia nyata secara selektif, sudah tentu media massa mempengaruhi pembentukan citra tentang lingkungan sosial yang timpang, bias dan tidak cermat. Menurut Van Den Haag dan kritikus sosial lainnya, media massa menimbulkan depersonalisasi dan dehumanis manusia. Media massa menyajikan bukan saja realitas kedua tetapi karena distoris, media massa juga “menipu” manusia memberikan citra dunia yang keliru. Mungkin ada orang yang menganggap tulisan para kritikus sosial itu terlalu pesimis tetapi benang merah yang menjalin seluruh kritik itu dapat dierima yakni media massa sering menampilkan lingkungan sosial yang tidak sebenarnya. Pengaruh media massa terasa lebih kuat lagi karena pada masyarakat modern orang memperoleh banyak informasi tentang dunia dari media massa. Media massa seperti yang dikemukakan mengubah citra khalayaknya tentang lingkungan mereka, media massa mengurangi ketidakpastian kita bahkan dapat menentukan mana isyu yang penting dan mana yang tidak.
Kemampuan media massa untuk mempengaruhi apa yang dianggap penting oleh masyarakat disebut agenda setting. Tulisan McCombs dan Shaw dimuat dalam Public Opinion Quarterly, edisi musim panas 1972. Sejak itu, konsep agenda setting menarik para peneliti dan dalam tempo enam tahun sesudah itu lebih dari 50 penelitian telah dilaporkan. Agenda setting telah membangkitkan kembali minat peneliti pada efek komunikasi massa. Teori agenda setting dimulai dengan suatu asumi bahwa media massa menyaring berita, artikel, atau tulisan yang akan disiarkannya. Secara selektif “gatekeepers” seperti penyuting, redaksi, bahkan wartawan sendiri menentukan mana yang pantas diberitakan dan mana yang harus disembunyikan. Setiap kejadian atau isyu diberi bobot tertentu dengan panjang penyajian (ruang dalam surat kabar, waktu pada televisi dan radio) dan cara penonjolan (ukuran judul, letak pada surat kabar, frekuensi pemuatan, posisi dalam surat kabar).   

C.    Efek Prososial Kognitif

Bila televisi, radio, dan surat kabar menyampaikan informasi atau nilai-nilai berguna. Media massa akan memberikan manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat, ini lah yang disebut efek proposial bila televisi menyebabkan anda lebih mengerti tentang bahasa Indonesia yang baik dan benar. Televisi telah menimbulkan efek proposial kognitif bila majalah menyajikan penderitaan rakyat miskin di pedesaan dan hati anda tergerak untuk menolong mereka, media massa telah menghasilkan efek proposial afektif. Salah satu contohnya adalah film “Sesame street” dirancang oleh pendidik, psikolog, dan ahli-ahli media massa. Setelah diteliti secara mendalam baik melalui penelitian lapangan maupun penelitian eksperimental terbukti “Sesame Street” berhail mempermudah prose belajar. Dalam perkembangan peradaban manusia, dalam mewariskan nilai-nilai dan perbendaharan pengetahuan manusia, media massa apapun telah memberikan kontribusinya.

D.    Efek Afektif Komunikasi Massa

Ketika Carl I Hovland meneliti pengaruh film pada kelompok angkatan bersenjata di Amerika, ia ingin mengetahui efek media massa dalam  pembentukan dan perubahan sikap tetapi penelitian tu hanya sampai di laboratorium. Hasil penelitian itu umumnya menunjukkan sedikit sekali bukti yang menunjukkan adanya efek media massa pada perubahan sikap. Pada tahun 1960, Joseph Klapper melaporkan hasil penelitian yang komprehensif tentang efek media massa. Dalam hubungannya dengan pembentukan dan perubahan sikap, pengaruh media massa dapat disimpulkan pada lima prinsip umum:
1.      Pengaruh komunikasi massa diantarai oleh factor-faktor seperti predisposisi personal, proses selektif, keanggotaan kelompok (atau hal-hal yang dalam buku ini disebut faktor personal).
2.      Komunikasi massa biasanya berfungsi memperkokoh sikap dan pendapat yang ada, walaupun kadang-kadang berfungsi sebagai media pengubah (agent of change).
3.      Bila komunikasi massa menimbulkan perubahan sikap, perubahan kecil pada intensitas sikap lebih umum terjadi pada intensitas sikap lebih umum terjadi daripada “konversi” perubahan seluruh sikap dari satu sisi masalah ke malah lain.
4.      Komunikasi massa cukup efektif dalam mengubah sikap pada bidang-bidang dimana pendapa orang lemah misalnya pada iklan komersial.
5.      Komunikasi massa cukup efektif dalam menciptakan pendapat tentang masalah-masalah baru bila tidak ada predisposisi yang diperteguh (oskamp, 1997:149).

            Menurut Asch, semua sikap bersumber pada orgnisasi kognitif, informasi dan pengetahuan yang dimiliki. Sikap selalu diarahkan pada objek,kelompok atau orang. Asch menyimpulkan “There cannot before be a theory of attitudes or of social action that I not grounded on examination of their cognitive foundation” (Tidak akan ada teori sikap atau aksi sosial yang tidak didasarkan pada penyelidikan tentang dasar-dasar kognitifnya). Sesungguhnya, efek afektif bukan tidak pernah dibuktikan dalam penelitian ilmiah. Penelitian dalam bidang komunikasi politik, telah berulang kali menunjukkan korelasi yang berarti antara terpaan media massa dengan sikap-sikap politik.    





BAB III

PENUTUP

A.   KESIMPULAN

Jadi efek komunikasi massa menurut Steven H. Chaffee yaitu : (1) efek ekonomis, (2) efek social, (3) efek pada penjadwalan kegiatan, (4) efek pada penyaluran/penghilangan perasaan tertentu dan (5) efek pada perasaan orang terhadap media. Steven H. Chafee menyebutkan dua efek lagi akibat kehadiran media massa sebagai obyek fisik: hilangnya perasaan tidak enak dan tumbuhnya perasaan tertentu terhadap media massa. . Media massa akan memberikan manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat, ini lah yang disebut efek proposial bila televisi menyebabkan anda lebih mengerti tentang bahasa Indonesia yang baik dan benar.



B.   SARAN

Kita sebagai makhluk sosial tidak akan pernah  lepas dari aktivitas berkomunikasi kepada individu lainya. Banyak sekali efek-efek media massa terhadap kehidupan komunikasi individu, yaitu efek negativ maupun efek positif. Jika kita menemukan banyak efek negatif pada suatu komunikasi sebaiknya kita hindari, tapi jika komunikasi menimbulkan efek yang positif kita terima.






DAFTAR PUSTAKA




Rakhmat, Jalauddin.(2013). Psikologi Komunikasi. Bandung : PT.Remaja Rosdakaya