Efek Komunikasi Massa
Teknik Komunikasi
Disusun oleh :
Novarina Rizka
Rahmawati F100 150 116
Selvana Juniarsih S F100
150 155
Gita Aprilia F100 150 156
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
SURAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
warahmataullahiwabarokatuh
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kekuatan dan kemampuan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
mengenai Efek Komunikasi Massa ini dengan tepat waktu. Tanpa rahmat dan
pertolonganNya, mungkin penulis tidak sanggup menyelesaikan makalah ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Teknik Komunikasi
bapak Soleh Amini Yahman M,Si yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Serta semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah
ini.
Penulis
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Efek Komunikasi Massa.
Penulis sadar makalah ini jauh dari kata sempurna dan memerlukan berbagai
perbaikan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
butuhkan dalam memperbaiki pembuatan makalah yang akan datang.
Akhir
kata, semoga makalah yang sederhana ini dapat di mengerti bagi siapa saja yang
membaca
Surakarta, 27 Desember 2016
Penulis,
DAFTAR ISI
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Efek
ekonomis tidaklah menarik perhatian para
psikolog, kehadiran surat kabar berarti menghidupkan pabrik yang mensuplai
kertas Koran, menyuburkan pengusaha percetakan dan grafika, memberi pekerjaan
pada wartawan, ahli rancang grafis, pengedar, pengecer, pencari iklan, dan
sebagainya, Kehadiran televisi di samping menyedot energi listrik dapat memberi
nafkah para penjuru kamera, juru rias, pengarah acara, dan belasan profesi
lainnya, efek sosial berkenaan dengan perubahan pada struktur atau interaksi
sosial akibat kehadiran media massa.
Efek alihan tentu bukan hanya terjadi pada
televisi saja. Kehadiran surat kabar, radio transistor, video recorder, CB, radio
paging device, terminal komputer yang dihubungan dengan pusat informasi dan
media komunikasi massa kontemporer lainnya dapat mereorganisasikan kegiatan
khalayak.
Steven H. Chafee menyebutkan dua efek lagi
akibat kehadiran media massa sebagai obyek fisik: hilangnya perasaan tidak enak
dan tumbuhnya perasaan tertentu terhadap media massa. Waktu membicarakan Uses and Gratification, kita telah
melihat bagaimana orang menggunakan media untuk memuaskan kebutuhan psikologis.
Sering terjadi orang juga menggunakan media untuk menghilangkan perasaan yang
tidak enak misalnya keepian, marah, sedih, kecewa dan sebagainya. Media di
pergunakan tanpa mempersoalkan isi pesan yang disampaikannya. Kehadiran media
massa bukan aja menghilangkan perasaan, ia pun menumbuhkan perasaan tertentu,
kita memiliki perasaan positif atau negatif pada media tertentu. Tumbuhnya
perasaan senang atau percaya pada media massa tertentu mungkin erat kaitannya
dengan pengalamana individu bersama media massa tersebut.
Bila televisi,
radio, dan surat kabar menyampaikan informasi atau nilai-nilai berguna. Media
massa akan memberikan manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat, ini lah yang
disebut efek proposial bila televisi menyebabkan anda lebih mengerti tentang
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Televisi telah menimbulkan efek proposial
kognitif bila majalah menyajikan penderitaan rakyat miskin di pedesaan dan hati
anda tergerak untuk menolong mereka, media massa telah menghasilkan efek
proposial afektif. Salah satu contohnya adalah film “Sesame street” dirancang
oleh pendidik, psikolog, dan ahli-ahli media massa. Setelah diteliti secara
mendalam baik melalui penelitian lapangan maupun penelitian eksperimental
terbukti “Sesame Street” berhail mempermudah prose belajar.
.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
Effek Komunikasi masa Terhadap Kognitif individu, masyarakat dan budaya
2.
Bagaimana
Perubahan dan Pembentukan Citra Effek Komunikasi Kognisi
3.
Bagaimana
Effek Afektif Komunikasi Massa
C.
TUJUAN
1.
Untuk
mengetahui effek komunikasi massa terhadap individu, masyarakat dan budaya
2.
Untuk
mengetahui pembentukan perubahan citra effek komunikasi massa
BAB
II
ISI
A.
Efek Komunikasi Massa
Menurut McLuhan, bentuk media saja sudah
mempengaruhi kita “The medium is the message” ujar McLuhan. Medium saja sudah
menjadi pesan yang mempengaruhi kita bukan apa yang disampaikan media, tetapi
jeni media komunikasi yang kita pergunakan-interpersonal, media cetak, atau
televisi. Teori McLuhan, disebut teori
perpanjangan alat indra (sense extension theory) menyatakan bahwa media
adalah perluasan dari alat indra manusia, telepon adalah perpanjangan telinga
dan televisi adalah perpanjangan mata dari kehadirannya sebagai benda fisik.
Steven H. Chaffee menyebut lima hal: (1) efek ekonomis, (2) efek social, (3)
efek pada penjadwalan kegiatan, (4) efek pada penyaluran/penghilangan perasaan
tertentu dan (5) efek pada perasaan orang terhadap media.
Efek ekonomis tidaklah menarik perhatian para psikolog, kehadiran
surat kabar berarti menghidupkan pabrik yang mensuplai kertas Koran,
menyuburkan pengusaha percetakan dan grafika, memberi pekerjaan pada wartawan,
ahli rancang grafis, pengedar, pengecer, pencari iklan, dan sebagainya,
Kehadiran televisi di samping menyedot energi listrik dapat memberi nafkah para
penjuru kamera, juru rias, pengarah acara, dan belasan profesi lainnya, efek
sosial berkenaan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial akibat
kehadiran media massa. Penjadwalan kembali kegiatan sehari-hari dalam
penelitian tentang efek televisi pada masyarakat desa di Sulawesi Utara, Rusdi
Muchtar (1979) melaporkan:”Sebelum ada televisi orang biasanya pergi tidur
malam sekitar pukul 8 dan bangun pagi sekali karna harus berangkat kerja
ditempat yang jauh. Sesudah ada televisi banyak diantara mereka, terutama
muda-mudi yang sering menonton televisi sampai malam telah mengubah kebiasaan
rutin mereka. Efek alihan tentu bukan hanya terjadi pada televisi saja.
Kehadiran surat kabar, radio transistor, video
recorder, CB, radio paging device, terminal
komputer yang dihubungan dengan pusat informasi dan media komunikasi massa
kontemporer lainnya dapat mereorganisasikan kegiatan khalayak.
Steven H. Chafee menyebutkan dua efek lagi
akibat kehadiran media massa sebagai obyek fisik: hilangnya perasaan tidak enak
dan tumbuhnya perasaan tertentu terhadap media massa. Waktu membicarakan Uses and Gratification, kita telah
melihat bagaimana orang menggunakan media untuk memuaskan kebutuhan psikologis.
Sering terjadi orang juga menggunakan media untuk menghilangkan perasaan yang
tidak enak misalnya keepian, marah, sedih, kecewa dan sebagainya. Media di
pergunakan tanpa mempersoalkan isi pesan yang disampaikannya. Kehadiran media
massa bukan aja menghilangkan perasaan, ia pun menumbuhkan perasaan tertentu,
kita memiliki perasaan positif atau negatif pada media tertentu. Tumbuhnya perasaan
senang atau percaya pada media massa tertentu mungkin erat kaitannya dengan
pengalamana individu bersama media massa tersebut.
B.
Pembentukan dan
Perubahan Citra
Menurut McLuhan, Media massa adalah
perpanjangan alat indra kita dengan media massa kita memperoleh informasi
tentang benda, orang, atau tempat yang tidak kita alami secara langsung. Media
massa melaporkan dunia nyata secara selektif, sudah tentu media massa
mempengaruhi pembentukan citra tentang lingkungan sosial yang timpang, bias dan
tidak cermat. Menurut Van Den Haag dan kritikus sosial lainnya, media massa
menimbulkan depersonalisasi dan dehumanis manusia. Media massa menyajikan bukan
saja realitas kedua tetapi karena distoris, media massa juga “menipu” manusia
memberikan citra dunia yang keliru. Mungkin ada orang yang menganggap tulisan
para kritikus sosial itu terlalu pesimis tetapi benang merah yang menjalin
seluruh kritik itu dapat dierima yakni media massa sering menampilkan lingkungan
sosial yang tidak sebenarnya. Pengaruh media massa terasa lebih kuat lagi
karena pada masyarakat modern orang memperoleh banyak informasi tentang dunia
dari media massa. Media massa seperti yang dikemukakan mengubah citra
khalayaknya tentang lingkungan mereka, media massa mengurangi ketidakpastian
kita bahkan dapat menentukan mana isyu yang penting dan mana yang tidak.
Kemampuan media massa untuk mempengaruhi
apa yang dianggap penting oleh masyarakat disebut agenda setting. Tulisan McCombs dan Shaw dimuat dalam Public Opinion Quarterly, edisi musim
panas 1972. Sejak itu, konsep agenda
setting menarik para peneliti dan dalam tempo enam tahun sesudah itu lebih
dari 50 penelitian telah dilaporkan. Agenda
setting telah membangkitkan kembali minat peneliti pada efek komunikasi
massa. Teori agenda setting dimulai
dengan suatu asumi bahwa media massa menyaring berita, artikel, atau tulisan
yang akan disiarkannya. Secara selektif “gatekeepers” seperti penyuting, redaksi,
bahkan wartawan sendiri menentukan mana yang pantas diberitakan dan mana yang
harus disembunyikan. Setiap kejadian atau isyu diberi bobot tertentu dengan
panjang penyajian (ruang dalam surat kabar, waktu pada televisi dan radio) dan
cara penonjolan (ukuran judul, letak pada surat kabar, frekuensi pemuatan,
posisi dalam surat kabar).
C. Efek Prososial Kognitif
Bila televisi, radio, dan surat kabar menyampaikan informasi atau
nilai-nilai berguna. Media massa akan memberikan manfaat yang dikehendaki oleh
masyarakat, ini lah yang disebut efek proposial bila televisi menyebabkan anda
lebih mengerti tentang bahasa Indonesia yang baik dan benar. Televisi telah
menimbulkan efek proposial kognitif bila majalah menyajikan penderitaan rakyat
miskin di pedesaan dan hati anda tergerak untuk menolong mereka, media massa
telah menghasilkan efek proposial afektif. Salah satu contohnya adalah film
“Sesame street” dirancang oleh pendidik, psikolog, dan ahli-ahli media massa. Setelah
diteliti secara mendalam baik melalui penelitian lapangan maupun penelitian
eksperimental terbukti “Sesame Street” berhail mempermudah prose belajar. Dalam
perkembangan peradaban manusia, dalam mewariskan nilai-nilai dan perbendaharan
pengetahuan manusia, media massa apapun telah memberikan kontribusinya.
D.
Efek Afektif Komunikasi Massa
Ketika Carl I Hovland meneliti
pengaruh film pada kelompok angkatan bersenjata di Amerika, ia ingin mengetahui
efek media massa dalam pembentukan dan
perubahan sikap tetapi penelitian tu hanya sampai di laboratorium. Hasil
penelitian itu umumnya menunjukkan sedikit sekali bukti yang menunjukkan adanya
efek media massa pada perubahan sikap. Pada tahun 1960, Joseph Klapper
melaporkan hasil penelitian yang komprehensif tentang efek media massa. Dalam
hubungannya dengan pembentukan dan perubahan sikap, pengaruh media massa dapat
disimpulkan pada lima prinsip umum:
1.
Pengaruh komunikasi massa diantarai oleh factor-faktor seperti
predisposisi personal, proses selektif, keanggotaan kelompok (atau hal-hal yang
dalam buku ini disebut faktor personal).
2.
Komunikasi massa biasanya berfungsi memperkokoh sikap dan pendapat yang
ada, walaupun kadang-kadang berfungsi sebagai media pengubah (agent of change).
3.
Bila komunikasi massa menimbulkan perubahan sikap, perubahan kecil pada
intensitas sikap lebih umum terjadi pada intensitas sikap lebih umum terjadi
daripada “konversi” perubahan seluruh sikap dari satu sisi masalah ke malah
lain.
4.
Komunikasi massa cukup efektif dalam mengubah sikap pada bidang-bidang
dimana pendapa orang lemah misalnya pada iklan komersial.
5.
Komunikasi massa cukup efektif dalam menciptakan pendapat tentang
masalah-masalah baru bila tidak ada predisposisi yang diperteguh (oskamp,
1997:149).
Menurut Asch, semua sikap bersumber
pada orgnisasi kognitif, informasi dan pengetahuan yang dimiliki. Sikap selalu
diarahkan pada objek,kelompok atau orang. Asch menyimpulkan “There cannot
before be a theory of attitudes or of social action that I not grounded on
examination of their cognitive foundation” (Tidak akan ada teori sikap atau
aksi sosial yang tidak didasarkan pada penyelidikan tentang dasar-dasar
kognitifnya). Sesungguhnya, efek afektif bukan tidak pernah dibuktikan dalam
penelitian ilmiah. Penelitian dalam bidang komunikasi politik, telah berulang
kali menunjukkan korelasi yang berarti antara terpaan media massa dengan
sikap-sikap politik.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jadi efek komunikasi massa menurut
Steven H. Chaffee yaitu :
(1) efek ekonomis, (2) efek social, (3) efek pada penjadwalan kegiatan, (4)
efek pada penyaluran/penghilangan perasaan tertentu dan (5) efek pada perasaan
orang terhadap media. Steven H. Chafee menyebutkan dua efek lagi akibat
kehadiran media massa sebagai obyek fisik: hilangnya perasaan tidak enak dan
tumbuhnya perasaan tertentu terhadap media massa. . Media massa akan memberikan manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat,
ini lah yang disebut efek proposial bila televisi menyebabkan anda lebih
mengerti tentang bahasa Indonesia yang baik dan benar.
B.
SARAN
Kita sebagai makhluk sosial tidak
akan pernah lepas dari aktivitas
berkomunikasi kepada individu lainya. Banyak sekali efek-efek media massa
terhadap kehidupan komunikasi individu, yaitu efek negativ maupun efek positif.
Jika kita menemukan banyak efek negatif pada suatu komunikasi sebaiknya kita
hindari, tapi jika komunikasi menimbulkan efek yang positif kita terima.
DAFTAR PUSTAKA
Rakhmat, Jalauddin.(2013).
Psikologi Komunikasi. Bandung : PT.Remaja Rosdakaya